Thursday, February 16, 2023

 


Pengertian, Jenis, dan Fungsi Tari Tradisional Nusantara

 

1.      Pengertian Tari

Tari merupakan salah satu cabang seni yang menggunakan media gerak tubuh manusia, sehingga seni tari  memiliki ciri media yang berbeda dengan seni-seni lain seperti seni musik dan seni rupa. Pengertian seni tari secara umum merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia yang disalurkan melalui gerak yang ritmis, indah dan beraturan yang memiliki makna dan tujuan tertentu.

Gerak tari berbeda dengan gerak sehari-hari, meskipun beberapa gerak tari juga terinspirasi dari gerak atau pun kegiatan manusia sehari-hari. Gerak tari memiliki makna yang berpadu dengan elemen-elemen lainnya seperti musik, busana, tata rias dan properti, sehingga gerak tersebut dapat menjadi media komunikasi yang bersifat multikultural dan juga multilingual.

Seni tari bersifat multikultural, artinya kita dapat belajar memahami berbagai budaya masyarakat melalui sebuah karya tari. Selain itu, perkembangan sosial dan teknologi kehidupan manusia juga dapat tergambar melalui seni tari. Dengan menyaksikan sebuah pertunjukan tari, kita dapat mengetahui latar belakang budaya di seluruh dunia yang memiliki keberagaman.

Saat kita memahami makna tari, kita dapat menemukan pesan-pesan sosial yang ingin disampaikan oleh seorang koreografer, serta memahami nilai-nilai budaya yang dianut suatu wilayah tanpa harus terlebih dahulu mempelajari bahasa yang digunakan oleh daerah tersebut.

Selain seni tari, adapun cabang seni lain yang menggunakan media tubuh manusia sebagai media komunikasi, seperti teater, senam, pantomin dan pencak silat, lalu apa perbedaan seni tari dengan cabang-cabang seni tersebut?

pengertian tari menurut para ahli

Soedarsono mengatakan bahwa tari adalah suatu ungkapan yang berasal dari dalam jiwa setiap manusia yang kemudian diekspresikan melalui gerakan ritmis sekaligus ritmis. Dalam hal ini, Soedarsono menyatakan bahwa ungkapan rasa yang dimaksud adalah sebuah emosional atau rasa yang pada manusia. Sementara itu, gerakan ritmis dan indah merupakan suatu gerakan yang mengikuti iringan nada dari para pengiring, sehingga menciptakan suatu seni yang bisa membuat orang lain terpesona ketika melihat gerakan ritmis tersebut.

Corrie Hartong, seni tari adalah sebuah perasaan mendesak yang ada di dalam diri manusia, sehingga mendorong dirinya untuk menuangkan ungkapan yang bentuknya berupa gerakan yang ritmis.

Hawkins mendeinisikan bahwa seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh sebuah imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak, sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis sebagai ungkapan si penciptanya

Kesimpulan

Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan melalui media gerak dengan mengutamakan aspek keindahan.

2.      Jenis seni tari

Tari berdasarkan jumlah penarinya

1.  Tari Tunggal (Solo)

Tari tunggal (solo) adalah suatu seni tari yang dilakukan atau dibawakan oleh satu orang penari saja. Dalam pementasan tari tunggal bisa dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan. Salah satu contoh tari tunggal asal tari Gatot Kaca yang berasal dari Jawa Tengah.

2. Tari Berpasangan (Duet)

Tari berpasangan (duet) adalah seni tari yang dilakukan oleh dua orang penari. Tari berpasangan ini bisa dibawakan oleh laki-laki dengan laki, perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan perempuan. Salah satu contoh dari tari berpasangan adalah tari Topeng yang asalnya dari Jawa Barat.

3. Tari Berkelompok (Group)

Tari berkelompok (group) adalah seni tari yang dilakukan oleh banyak orang atau berkelompok. Tarian yang dilakukan secara berkelompok bisa dibawakan oleh siapa saja, bai itu laki-laki semua, perempuan semua, atau laki-laki campur dengan laki-laki. Kamu bisa melihat tarian berkelompok pada tarian khas Aceh yaitu tari Saman.

 

Tari berdasarkan genre

Tari Tradisional


katadata.com

Tari tradisional adalah seni tari yang sudah ada sejak lama pada suatu daerah serta diturunkan atau diwariskan dari generasi sebelumnya kepada generasi sekarang, sehingga menciptakan suatu kebudayaan kesenian. Tari tradisional umumnya memiliki nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai filosofis, dan lain-lain. Contoh, tari Jaipong dari Jawa Barat, tari Lilin dari Sumatera Barat, dan sebagainya.

2. Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru adalah seni tari yang bisa dibilang mengikuti perkembangan zaman karena diciptakan oleh koreografer. Beberapa tari kreasi baru merupakan perkembangan dari tradisional yang dikembangkan mengikuti perkembangan zaman, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Misalnya, tari Rapai yang di mana setiap gerakannya kombinasi antara tari daerah Aceh dengan Semenanjung Malaya.

3. Tari Kontemporer

Tari kontemporer adalah seni tari yang memakai gerakan simbolik, memiliki keunikan, serta mengandung makna-makna tertentu didalamnya. Pada umumnya, gerakan yang ada pada tarian modern lebih mengarah kepada jenis musik modern.

 

3.      Fungsi seni tari

Fungsi tari di Indonesia digolongkan menjadi empat bagian, yaitu fungsi upacara, fungsi hiburan, fungsi pertunjukan dan fungsi sebagai media pendidikan (Jazuli, 1994). Fungsi tari yang paling dikenal oleh masyarakat saat ini terbagi menjadi tiga fungsi, yaitu sebagai upacara, hiburan dan pendidikan.

Tari memiliki fungsi sebagai sarana upacara yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, yaitu ritual keagamaan atau kepercayaan seperti animisme, totemisme dan dinamisme.

 

Contoh tari yang erat kaitannya dengan ritual keagamaan adalah tari Hudoq dari Kalimantan. Makna tari Hudoq yang berkaitan dengan fungsinya terdapat pada aspek waktu pelaksanaan tari Hudoq serta properti yang digunakan. Tari Hudoq tidak dapat ditarikan di sembarang waktu, tari Hudoq biasanya dilaksanakan hanya pada saat tertentu seperti saat memasuki masa tanam padi di ladang. Busana tari Hudoq juga berkaitan dengan fungsi serta makna tari dalam masyarakat suku Dayak. Busana yang menggunakan daun pisang melambangkan keabadian, keselamatan, kesuburan dan kesuksesan (Herjayanti: 2014). Busana dalam tari Hudoq juga tidak bisa digantikan oleh material lain, misalnya daun kelapa atau daun singkong, karena makna tari akan berubah dan fungsi tari sebagai upacara pun menjadi tidak sakral. Keberadaan Hudoq memiliki makna kebaikan dilihat dari elemen tata busana serta waktu pertunjukannya, karena Hudoq dianggap dapat menghilangkan wabah-wabah penyakit, baik penyakit pada tanaman maupun wabah penyakit dan energi buruk pada manusia.

 

Seiring perkembangan zaman, makna dalam busana itu tidak lagi dianggap penting saat Hudoq telah berkembang menjadi sebuah tarian hiburan. Busana Hudoq dibuat dengan daun pisang tiruan yang terbuat dari kain. Hudoq tidak lagi harus ditampilkan pada kegiatan upacara. Kini Hudoq seringkali ditampilkan dalam acara-acara hiburan ataupun promosi pariwisata daerah Kalimantan.


Tari sebagai media hiburan merupakan fungsi tari yang saat ini seringkali ditemui di masyarakat. Bahkan terdapat beberapa jenis tari yang awalnya berfungsi sebagai sarana upacara kini beralih fungsi menjadi hiburan, misalnya Tari Pendet di Bali. Pada zaman dahulu, tari Pendet merupakan tarian pura yang fungsinya untuk memuja para dewa-dewi yang berdiam di pura selama upacara odalan berlangsung (Kusmayati dkk, 2003). Makna pendet sebagai tari upacara nampak pada gerak-gerak maknawi seperti gerak sembah dan menabur bunga sebagai simbol penghormatan kepada Dewa. Seiring perkembangan zaman, saat ini tari Pendet kerap kali menjadi hiburan dalam acara-acara promosi pariwisata atau acara-acara penyambutan tamu.



Seiring perkembangan teknologi yang sejalan dengan kemajuan dalam bidang pertelevisian dan sosial media, bidang tari sebagai hiburan masyarakat dapat dengan mudah disaksikan di berbagai stasiun televisi. Saat ini seni tari juga kerap kali menjadi pendukung pertunjukan lain dalam sebuah penampilan musik, yang dikenal dengan penari latar. Akibat fenomena tersebut, banyak bermunculan sanggar maupun perusahaan jasa tari atau yang dikenal dance company sebagai penyedia jasa tari sebagai media hiburan.

Tari bagi senimannya menjadi sebuah mata pencaharian, sedangkan tari bagi penontonnya memiliki fungsi sebagai media hiburan. Untuk memenuhi tuntutan pasar, fungsi tari sebagai hiburan maupun tontonan selalu mengedepankan kualitas serta trend yang berlaku sesuai zamannya. Makna tari yang erat kaitannya dengan fungsi saat ini dapat terlihat dalam desain gerak, musik, busana dan tata rias. Gerak, musik, tata rias dan busana yang ditampilkan merupakan hasil cipta kreatif dan tidak terpaku aturan-aturan baku dalam kaidah tari tradisi. Tata rias dan tata busana yang digunakan merupakan karya kreatif yang bertujuan memanjakan mata penonton (eye cathing) dengan warna dan bentuk yang unik.

Fungsi tari sebagai media pendidikan, memiliki pengertian bahwa seni tari merupakan sarana bagi masyarakat untuk dapat belajar memperoleh pengetahuan serta nilai-nilai melalui seni tari. Fungsi tari sebagai media pendidikan salah satunya adalah menjadi materi dalam pembelajaran seni tari di sekolah, contohnya tari-tari pendidikan untuk anak yang bertemakan lingkungan, seperti tari Semut dan tari Kupu–kupu, dengan mempelajari tari Kupu-kupu peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan kinestetik dan percaya diri. Selain itu, peserta didik juga dapat mengetahui disiplin ilmu lain yaitu ilmu pengetahuan alam yang menceritakan proses metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu melalui tari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

H, Hani Amalia, Ratna Apriani, 2021. Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Lazim N, 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V  Sd Negeri 35 Pekanbaru. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau: 6(2), 546-554.

Restu, 2021. “Seni Tari: Pengertian, Unsur-Unsur, Fungsi, dan Jenis”, https://www.gramedia.com/literasi/seni-tari/#Pengertian_Seni_Tari. Diakses pada 17/1/2023, pukul 19.00 WIB.

Sufyadi, Suyanti, dkk., 2021. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.